Ilustrasi: Effivity
Perubahan apa?
Pada suatu pagi yang cerah di awal tahun 2022. Pas lagi libur, jadi nemenin anak saya Aurora yang berumur 4 tahun main bareng teman-temannya. Teman-temannya ada yang seumuran, ada juga yang sudah kelas 2, 3 dan 5 SD. Trus, saya iseng-iseng tanya ke anak-anak itu. Cita-cita kalian apa?Ternyata beberapa menjawab pengen jadi youtuber. Ada juga yang pengen jadi selebgram. Anak lain bilang pengen jadi dokter, kayaknya ini di doktrin ortunya sih. Hehe. Ada juga anak sultan yang bilang pengen jadi pilot. Kalo anak sultan mah bebas lah ya, beli pesawat trus dipilotin pesawat sendiri juga bisa. Hehe.
Fenomena menarik pergeseran cita-cita menjadi youtuber dkk ini tentu berkembang belakangan. Jawaban yang bahkan 10 tahun lalu tidak terpikirkan akan muncul jawaban seperti itu.
Ada banyak pekerjaan menjanjikan yang muncul seiring dengan berkembangnya dunia. Berkembangnya koneksitas dunia melalui internet semakin mempercepat ini semua. Ibaratnya dunia sudah berada di ujung jari.
Semua bisa di akses dengan gadget. Mau belanja online tinggal pilih di Tokopedia, Shopee, Lazada, jd.id, atau yang lain. Saat lapar, tinggal pesan menggunakan Gofood atau Grabfood. Ingin hiburan tinggal buka Youtube, Netflix atau yang lain.
Apa dampaknya?
Setiap hal tentu membawa dampak positif dan juga negatif. Termasuk perubahan ini. Di satu sisi ada banyak kesempatan baru di berbagai bidang yang belum pernah ada sebelumnya. Dan di sisi lain, persaingan semakin terbuka dengan semua orang punya kesempatan yang sama.Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim pada 26 Oktober 2021 mengungkap, 73 persen mahasiswa Indonesia tidak bekerja sesuai dengan jurusan kuliahnya. Berdasarkan data, hanya 27 persen lulusan perguruan tinggi yang memiliki pekerjaan sesuai dengan jurusan kuliah atau bidang ilmu yang mereka geluti.
Artinya, saat mencari kerja fresh graduate tak hanya bersaing dengan lulusan di bidang ilmunya, namun juga bersaing dengan para lulusan di berbagai bidang ilmu. Itulah mengapa, persaingan kerja saat ini menuntut angkatan kerja menguasai lebih dari satu disiplin ilmu.
Bagaimana menghadapinya?
Sesuai dengan pernyataan Pak Nadiem tadi, kita harus bersiap diri dengan mempelajari skill-skill baru yang sedang berkembang. Artinya kemampuan self-learning menjadi sangat penting. Kita tidak tahu 10 atau 20 tahun yang akan datang, bakal seperti apalagi perkembangan dunia ini.Untungnya, pandemi covid mengajarkan kita banyak hal. Termasuk belajar secara online. Saya pikir skill apapun yang ingin kalian ketahui dan latih sudah tersedia di internet. Tinggal pinta-pintar kita saja memilih yang mana plus kemampuan untuk belajar.
Contohnya saya rasakan sendiri. Saya sempat mengikuti beberapa online course dari Microsoft dan beberapa online learning platform. Saya sempat belajar coding dasar berbasis Phyton. Asik juga ternyata. Walaupun harus bener-bener teliti. Kalau salah satu huruf aja bisa gak jalan programnya.
Lalu, platform apa yang recommended untuk nambah skill kita?
Upgrade skill di MyEduSolve
Salah satu platform yang bisa jadi rujukan adalah MyEduSolve. MyEduSolve menyajikan berbagai sertifikasi keren yang bisa upgrade skill kalian. Berdiri sejak tahun 2019, MyEduSolve sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan ternama seperti Adobe, Microsoft, Autodesk dan Information Technology Specialist.Tampilan homepage MyEduSolve
Di menu certifications sudah disajikan menu berdasarkan program ataupun pathways yang ingin kalian tekuni. Menu pathways ini saya pikir sangat memudahkan kita untuk memulainya. Bagi yang mau mempersiapkan masuk ke dunia kerja kantoran, bisa memilih program Microsoft Office Specialist. Bagi yang tertarik ke dunia design, video design, dan data science juga sudah disediakan pathway nya. Bahkan bagi kamu yang tertarik dengan dunia pendidikan, juga sudah tersedia pathway 21st Century Educator.
Tampilan di menu Certifications
Saya pribadi tertarik untuk mencoba Data Science. Tampaknya dunia programming akan semakin berkembang dan banyak dibutuhkan kedepannya. Jadi tidak ada salahnya mempersiapkan diri dari sekarang.
Materi pada pathway data science
Kesimpulan
Kembali ke pertanyaan pada judul, jadi mana yang lebih penting, ijazah atau skill? Tentu jawabannya adalah keduanya :D. Orang yang memiliki ijazah yang disertai dengan berbagai skill tentu akan lebih mudah untuk “ditemukan”.Tapi, kalau memang harus memilih, maka fokuslah pada pengembangan skill kalian. Ada banyak contoh dimana orang yang tidak lulus kuliah, tapi mampu mengembangkan berbagai bisnis dari skill yang dimilikinya.
Sekali lagi kuncinya adalah punya pikiran terbuka dan kemauan kuat untuk belajar hal baru. Dan MyEduSolve membantu kita dalam belajar hal baru tersebut.
Posting Komentar
Posting Komentar